Manchester United

Kamis, 26 Juli 2012

SBY: Sudah Saatnya BUMN Pangan Produksi Kedelai

Presiden SBY meminta agar BUMN khususnya dibidang pangan berperan dalam memproduksi kedelai. Saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,2 juta ton sementara produksi kedelai lokal hanya 850.000 ton, sehingga harus impor dalam jumlah besar.

Demikian langkah jangka panjang yang akan pemerintah tempuh dalam menanggulagi kekurangan kedelai di masa mendatang. Rencana ini dipaparkan dalam pembukaan rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (26/7/2012).

"Sudah saatnya BUMN pangan punya lahan yang cukup untuk bisa memproduksi kedelai dan meningkatkan produktivitas dalam negeri," ujar SBY.

Sebelumnya dikatakan Presiden SBY bahwa kenaikan harga pada bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, merupakan fenomena rutin dan wajar. Tapi khusus untuk kenaikan komoditas kedelai, menurutnya merupakan akibat dari kekeringan parah yang melanda negara-negara utama produsennya yaitu AS, Brasil dan Argentina.

Sementara permintaan dunia terhadap kedelai tidak berkurang. Maka bila melihat pertumbuhan jumlah penduduk dan permintaan pasar yang terus menguat, maka sebetulanya prospek bertani kedelai sangat cerah. Namun bila petani belum tertarik, hal itu karena harganya di dalam negeri yang memang kurang menjanjikan keuntungan.

"Wajar bila petani memilih menanam komoditas yang tinggi harganya. Saya pikir itu logis," imbuhnya.

Mentan Suswono yang ditemui sebelum rapat kabinet, menyatakan pembukaan lahan pertanian baru merupakan satu-satunya cara meningkatkan ketahanan pangan. Namun rupanya Badan Pertanahan Nasional (PBN) juga kesulitan mengadakan lahan baru meski sebenarnya ada 7,2 juta lahan terlantar di seluruh Indonesia.

"Kita minta 500 ribu hektar saja ternyata nggak gampang, baru clear 13 ribu hektar. Jutaan lahan itu sudah memiliki HGU (hak guna usaha), tapi ditelantarkan. Ini kan kebijakan masa lalu, untuk mengambilnya lagi bukan perkara mudah," papar Suswono. Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar